Mengapa Sleep Apnea Membuat Kita Mendengkur? Ini Hubungannya dengan Kesehatan Gigi


Sleep apnea bukan sekadar masalah tidur dan dengkuran. Gangguan ini juga bisa berdampak langsung pada kesehatan gigi dan mulut — mulai dari kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), mulut kering, hingga kerusakan gigi. Ketahui peran dokter gigi dalam mendeteksi dan membantu mengatasinya.


Apa Itu Sleep Apnea?

Sleep apnea adalah gangguan tidur di mana napas seseorang berhenti beberapa kali saat tidur. Jenis paling umum adalah Obstructive Sleep Apnea (OSA), yaitu ketika saluran napas bagian atas tersumbat karena otot tenggorokan terlalu rileks.

Ketika udara berusaha melewati celah sempit ini, jaringan lunak di tenggorokan bergetar dan menimbulkan bunyi dengkuran (snoring).
Pada kasus yang lebih parah, sumbatan bisa membuat napas terhenti sesaat (apnea), menyebabkan penurunan kadar oksigen dan gangguan tidur berulang sepanjang malam.


Hubungan Sleep Apnea dan Kesehatan Gigi

Mungkin terlihat tidak berhubungan, tetapi kondisi mulut dan gigi sering mencerminkan tanda-tanda sleep apnea. Bahkan, dokter gigi sering menjadi tenaga medis pertama yang mencurigai adanya gangguan ini.

Berikut beberapa kaitannya

1. Bruxism (Kebiasaan Menggertakkan Gigi Saat Tidur)

Pasien dengan sleep apnea sering menggertakkan giginya tanpa sadar.
Tubuh melakukan ini sebagai refleks untuk membuka jalan napas yang menyempit.
Akibatnya:

  • Gigi aus dan sensitif
  • Nyeri rahang atau sendi temporomandibular (TMJ)
  • Otot wajah terasa tegang saat bangun

Studi oleh González González et al. (2023) menemukan bahwa sleep apnea dan sleep bruxism sering muncul bersamaan karena adanya micro-arousal, yaitu gangguan tidur singkat yang memicu kontraksi otot rahang.


2. Mulut Kering (Xerostomia) dan Risiko Karies

Karena penderita sleep apnea sering bernapas lewat mulut, terutama saat tidur, produksi air liur menurun drastis.
Akibatnya, mulut menjadi kering, pH saliva menurun, dan bakteri penyebab karies mudah berkembang.

Penelitian dari Moscow State University (2021) melaporkan bahwa lebih dari 70% pasien sleep apnea mengalami mulut kering dan penurunan laju saliva, yang secara signifikan meningkatkan risiko gigi berlubang dan radang gusi.


3. Bentuk Rahang dan Posisi Lidah

Struktur rahang dan lidah juga berperan besar.
Rahang bawah yang kecil atau lidah yang besar dapat mempersempit saluran napas bagian belakang (orofaring).
Kondisi ini sering terdeteksi melalui pemeriksaan gigi dan dapat menjadi indikator risiko sleep apnea.


Peran Dokter Gigi dalam Penanganan Sleep Apnea

1. Deteksi Dini

Dokter gigi dapat mengenali tanda-tanda seperti:

  • Gigi aus akibat bruxism
  • Rahang sempit atau retrognatik
  • Bekas tekanan pada pipi bagian dalam
  • Keluhan mulut kering kronis

Dengan menemukan tanda-tanda ini, dokter gigi bisa merujuk pasien untuk pemeriksaan tidur (sleep study) guna memastikan diagnosis sleep apnea.


2. Terapi dengan Alat Intraoral

Selain deteksi dini, dokter gigi juga dapat membantu terapi melalui Mandibular Advancement Device (MAD) — alat seperti night guard yang dirancang khusus untuk memajukan rahang bawah beberapa milimeter ke depan saat tidur.

Efeknya:

  • Jalan napas terbuka lebih lebar
  • Dengkuran berkurang
  • Napas jadi lebih lancar sepanjang malam

Sebuah review sistematis oleh Ileaa et al. (2021) menunjukkan bahwa 92% pasien yang memakai MAD mengalami perbaikan signifikan pada indeks apnea-hipopnea (AHI) dan kualitas tidur.


3. Pencegahan Masalah Gigi Sekunder

Dengan mengontrol bruxism dan mulut kering, dokter gigi dapat mencegah:

  • Kerusakan enamel dan gigi berlubang
  • Gangguan sendi rahang (TMJ disorder)
  • Nyeri kepala akibat tekanan otot wajah

Dengkuran bukan sekadar gangguan kecil saat tidur — bisa jadi tanda awal sleep apnea, gangguan serius yang juga memengaruhi kesehatan gigi dan mulut.
Hubungan antara jalan napas, rahang, dan fungsi oral membuat dokter gigi memiliki peran penting dalam mendeteksi, mencegah, dan membantu terapi sleep apnea.

Jika kamu sering mendengkur, bangun dengan rahang pegal, atau merasa mulut kering di pagi hari — sebaiknya konsultasikan ke dokter gigi.