Permen dan cokelat adalah camilan favorit banyak anak. Namun, keduanya sering dikaitkan dengan risiko kerusakan gigi atau karies gigi. Menurut ilmu kedokteran gigi anak (pediatrik dental), konsumsi makanan manis seperti permen dan cokelat memang dapat menjadi salah satu penyebab utama terjadinya gigi berlubang pada anak-anak.
Hal ini disebabkan oleh kandungan gula sederhana yang mudah difermentasi oleh bakteri di dalam mulut, seperti Streptococcus mutans. Proses fermentasi ini menghasilkan asam yang akan menurunkan pH dalam rongga mulut, sehingga lapisan enamel (email) gigi akan terdemineralisasi. Jika dibiarkan, akan terbentuk lubang kecil yang makin membesar seiring waktu.
Namun, bukan berarti permen dan cokelat haram dikonsumsi oleh anak-anak. Kuncinya adalah pengaturan waktu, frekuensi, dan kebiasaan perawatan gigi yang baik.
Penjelasan dari Dokter Gigi Spesialis Anak (Sp.KGA)
Menurut para ahli dalam bidang pedodontik (kedokteran gigi anak):
“Anak boleh saja mengonsumsi makanan manis seperti permen dan cokelat, asal dikontrol dengan baik. Yang lebih penting adalah bagaimana orang tua mengatur jadwal makan manis dan memastikan anak menyikat gigi dengan benar setelahnya. Konsumsi yang tidak dikontrol dan kebiasaan menyikat gigi yang buruk adalah kombinasi utama penyebab gigi berlubang pada anak.”
Dokter juga menekankan pentingnya:
- Menghindari permen lengket atau keras (seperti toffee, karamel, atau permen karet manis) karena bisa menempel lebih lama di permukaan gigi.
- Memberikan camilan manis sebagai bagian dari waktu makan utama, bukan di antara waktu makan (snacking berulang meningkatkan risiko karies).
- Mengajarkan kebiasaan menyikat gigi minimal dua kali sehari, terutama setelah mengonsumsi makanan manis.
Tips and Tricks untuk Orang Tua
Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan agar anak tetap bisa menikmati permen atau cokelat tanpa merusak kesehatan gigi:
1. Batasi Frekuensi, Bukan Sepenuhnya Melarang
Anak-anak tetap bisa menikmati makanan manis sesekali, misalnya pada akhir pekan atau saat acara khusus. Larangan total seringkali justru memicu keinginan berlebih secara diam-diam.
2. Berikan Cokelat Dibanding Permen Keras
Cokelat, terutama dark chocolate, lebih cepat larut di mulut dan tidak mudah menempel di gigi seperti permen lengket. Ini membuatnya relatif lebih “ramah” untuk gigi.
3. Ajarkan Menyikat Gigi Setelah Makan Manis
Biasakan anak menyikat gigi setelah makan makanan manis, minimal 30 menit setelah makan, atau berkumur jika belum sempat menyikat.
4. Berikan Air Putih Setelah Makan Manis
Minum air putih membantu membersihkan sisa gula di mulut dan menurunkan keasaman mulut.
5. Jadwalkan Pemeriksaan ke Dokter Gigi
Bawa anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk memantau kesehatan gigi dan mendeteksi dini adanya karies.
6. Gunakan Pasta Gigi Berfluoride
Fluoride membantu memperkuat enamel dan mencegah terbentuknya lubang pada gigi. Pilih pasta gigi berfluoride yang sesuai usia anak.
7. Ciptakan Lingkungan Makan Sehat
Kenalkan anak pada camilan sehat seperti buah segar, keju, atau yoghurt tanpa tambahan gula. Ini membantu mengurangi keinginan berlebih terhadap makanan manis.
Kesimpulannya, anak kecil boleh makan permen dan cokelat, asalkan dengan kontrol yang bijak dan perawatan gigi yang tepat. Kesehatan gigi anak bukan hanya soal melarang, tetapi tentang membentuk kebiasaan sehat sejak dini. Orang tua berperan besar dalam mengatur pola makan, mengedukasi, dan memberikan contoh nyata bagaimana merawat gigi dengan benar.
Ingat, gigi susu yang sehat adalah fondasi utama untuk pertumbuhan gigi tetap yang kuat di masa depan.
📍 Dent1st Dental Care
🗺️ Klik untuk buka Google Maps